Jumat, 05 Juni 2020

Neraka di Kota Kita

Foto ; ( dok. Istimewa )

Panasnya kota kita membakar masa
Kerasnya persaingan mengubur mimpi si pandai
Terpaksa menyandang rajutan rotan dan gancu
Demi memikul hidup daripada harus lapar

Si tampan tetap tersenyum mewah
Mengait satu persatu sisa tempat makan si kaya
Bekerja susah jika tidak ada sesuatu di balik meja
Namun ia tetap sumringah di tengah kobaran sampah

Kulit yang putih kini telah kelam dan kusam
Berteduhkan sebuah topi memperebutkan sekelipak sampah
Kasihan sekali anak bunda, yang gagah kini berbeda
Sosok yang harusnya mengacau dunia, menjadi generasi duafa

Letupan dahaga terdengar dikerongkongannya
Tatkala mengayun gancu menjangkau sekelipak masa
Runtuh hati di dada, melihat sosok gagah akan punah
Mengucur air mata, menyaksikan si pandai kalah di depan meja

Panasnya kota kita
Sepanas larva gunung yang marah
Harus bertahan di dalam gulungan ombak sampah
Dan biarkan mereka terus bermain di balik meja

050620, Dharmasraya
Goel A Pahit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar